Jumat, 04 Desember 2009

.definisi alay

.dalam web ini saya akan coba membahas dari Definisi apa sih itu? atau orang udik atau orang kampung (dalam arti kampungan), menrupakan salah satu gelar yang ngga boleh banget didapetin sama setiap remaja, ya ngga? padahal, pemahaman setiap orang tentang itu beda-beda banget. ada beragam penerapan konteks /ngalay/dsb :

ngga , tapi suka ngalay. misalnya mainan di eskalator sebuah mall.
, tapi up-to-date. misalnya emo blok m.
ngga , tapi kepedean. misalnya nari-norak di depan umum.
ngga , tapi dicap . ya itu lah pemahaman yang berbeda, bos!

beberapa pemahaman yang berbeda, membuat status makin ngga jelas. buat orang-orang kelas 1 yang “jahat”, itu dilihat dari kemampuan ekonomi. buat orang-orang kelas 1 yang “baik”, mereka baru ngecap seseoran sebagai dari gayanya, ngga peduli tajir apa ngga. untuk yang kelas menengah, itu setiap dari mereka yang k4Lo n9eT1k yA b3g!nI n1e3cH. dan untuk kelas bawah, mereka adalah orang yang dicap sebagai . kasian deh.

tapi menurut pemahaman gue, ngga begitu. itu ngga berdasarkan status ekonomi kok. dan sesungguhnya ngga ada itu yang namanya atau orang udik atau orang kampung (dalam arti kampungan). mereka adalah orang terlambat. udah kok, itu doang. mereka cuma terlambat. alasan mereka terlambat pun karena kalo mereka “mencicipi” sesuatu barengan dengan golongan di atas mereka, nanti dianggap sok atau apa lah. sebagai contoh,

waktu booming fs, yang ngview pasti dominan . pas booming fb, merajalela di fs.
dulu tULisAn be9iN1 pernah dipake sama banyak . tapi ketika disadari itu norak, jadi ngga jaman lagi. akhirnya sekarang dipake sama .

iya kan? mereka itu selalu mendapat dari sisaan . karena mereka tidak diberi kesempatan mencicipi, mereka nyobanya pas udah ngga jaman lagi. mungkin beberapa akan mengatakan, “salah sendiri ngga nyobain dari awal!” tapi yah, tekanan dari lingkungan mereka membuat mereka ngga bisa merasakannya, bos. kya emo blok m, mereka dihina-hina kan? tapi pas nanti udah ngga jaman, hinaan yang mereka terima ngga akan seheboh sekarang.

yang jadi pertanyaan, kenapa harus seperti itu? ketika mereka mencoba, kita memarahi. ketika kita tak butuh lagi dan mereka mencoba, kita menghina. lantas apa mau kita? apa ngga bisa untuk tidak terlalu mengurusi orang lain?

sumber :Olgas blogspot

http://artikelindonesia.com/definisi-apa-itu-alay.html

.demam facebook.

Sabtu, 4 Juli 2009


.gua baru nemu nitulisan.
.baca aja

nx-g900_wwwnexiancoid-editMASYARAKAT Indonesia makin tergila-gila dengan situs jejaring sosial seperti Facebook atau Twitter. Mereka pun memburu ponsel pintar demi memuaskan hasrat itu. Karenanya, jangan heran jika para produsen ponsel tak ingin ketinggalan meramaikan pasar ini. Salah satunya adalah ponsel asal China, Nexian.

Produk itu adalah Nexian-G900. Handphone yang sepintas mirip BlackBerry ini menawarkan fasilitas untuk memudahkan koneksi Facebook dan chatting. Dan, yang lebih menarik lagi, dengan fasilitas seperti itu, Nexian melepas G900 cuma seharga Rp 1,3 juta. Bahkan, di ajang International Cellular Show, Jakarta International Convention Center (JICC) beberapa waktu lalu, handphone ini hanya dibanderol seharga Rp 990.000. Karenanya, jangan heran jika masyarakat rela mengantre layaknya menunggu giliran Bantuan Langsung Tunai (BLT) atau sembako.

Hingga awal Juni 2009, PT Metrotech Jaya Komunika, distributor Nexian, sudah menjual sekitar 100.000 unit G900. Tapi, penjualan ponsel ini masih dilakukan secara bundling dengan operator Excelcomindo (XL).

GM Penjualan XL Handono Warih mengatakan, demam Facebook memang ikut memicu ledakan penjualan G900. “Apalagi orang Indonesia memang cukup narsis. Senang dilihat dan melihat,” ujar Handono. Terbukti maniak Facebook yang duitnya pas-pasan bisa puas membeli G900 yang masuk kategori ponsel low end.

Meski fitur Facebook di setiap ponsel berbeda, tapi G900 ini menyediakan semacam icon atau shortcut Facebook. Sehingga dengan sekali klik langsung tersambung ke situs itu.

Sedangkan di ponsel lain seperti BlackBerry, fitur Facebook sudah berupa on-device portal (ODP). Artinya, ponsel pintar bikinan Research in Motion (RIM) Kanada ini menyediakan aplikasi langsung ke Facebook sehingga pengguna BlackBerry bisa mengakses Facebook secara realtime. “Jadi, bisa langsung meng-upload foto yang diambil pakai ponsel,” tutur Handono.

ODP, ujar Handono, memberikan kemudahan karena aplikasi tertanam di ponsel sehingga interaksi dengan pengguna menjadi cepat. Ini berbeda dengan koneksi WAP portal yang membutuhkan banyak komunikasi antara device dan WAP server melalui GPRS. “BlackBerry memang bekerjasama dengan Facebook,” ujar Handono. XL adalah salah satu operator yang menjual paket bundel BlackBerry di Indonesia.

Handono menambahkan, berbeda dengan ponsel lain, semua ponsel BlackBerry sudah menyediakan fitur Facebook. “Jadi, pasar kami memang beda dengan vendor lain,” tandas Handono.

Selain anak-anak muda, pelanggan bundling BlackBerry XL yang memakai ponsel untuk Facebook adalah ibu-ibu rumahtangga. “70% dari pelanggan mengakses Facebook,” imbuh Handono. Walhasil, tren ke depan, ponsel untuk Facebook memang masih sangat cerah.
Tren Facebook

Tak mau kalah dari BlackBerry, pemain utama di pasar ponsel, Nokia, juga menawarkan ponsel yang memanjakan maniak Facebook. “Tanggal 20 Juni nanti, kami meluncurkan N97,” kata Trisnawan Tjipto, Manajer Produk Nokia Indonesia.

Vendor asal Finlandia ini menawarkan fitur baru di N97, yakni widget. Sehingga, beberapa aplikasi pilihan seperti situs jejaring sosial Facebook atau Twitter tersedia di layar ponsel. “Widget yang terpasang akan otomatis aktif feed-nya,” ujar Trisnawan.

Walhasil, saat pengguna memilih widget Facebook, secara otomatis, setiap ada pesan atau notifikasi baru akan langsung ter-update. “Pengguna juga bisa langsung meng-upload foto di Facebook,” imbuh Trisnawan. Dia yakin, ponsel pintar seharga Rp 8 juta ini bakal diburu penggemar gadget.

Sementara itu, Samsung sudah memetik keuntungan dari para maniak Facebook. Eric Suryana, Manajer Produk Mobile Division Samsung, bilang akhir Mei lalu, Samsung meluncurkan SGH S-5233. “Penjualannya bagus,” ujar Eric.

Seperti G900, BlackBerry, atau Nokia N97, S-5233 juga gampang mengakses Facebook. “Kami pun menyediakan fitur widget, sehingga mudah meng-upload foto,” kata Eric. Sebelum meluncurkan ponsel seharga Rp 2,49 juta ini, Samsung memang sudah membaca tren Facebook yang mendunia.

http://weekend.kontan.co.id/index.php/read/xml/gadget/2841/demam-facebook-sampai-ke-ponsel-low-end

.sudahkah kita merdeka???

Sabtu, 15 Agustus 2009 | 10:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kata "merdeka" selalu menjadi buah bibir kala Agustus dijelang. Pada bulan ini pula, pembicaraan mengenai persatuan dan nasional menjadi topik hangat, terutama mendekati tanggal 17 Agustus, Hari Kemerdekaan RI. Tahun 2009, usia 64 tahun akan dikecap bangsa ini. Sudahkah arti "merdeka" yang sesungguhnya berhasil diraih?

Sejarawan, JJ Rizal, mengatakan, 64 tahun bukanlah usia yang terbilang muda. Di usia yang sudah "tua" ini, menurut dia, kemerdekaan seharusnya semakin dewasa. "64 tahun itu sudah tua, kemerdekaan seharusnya tumbuh menjadi dewasa. Tapi sekarang bukannya dewasa, tapi malah seperti anak-anak. Lihat saja, ada capres yang merisaukan santet," kata Rizal dalam diskusi "Sekali Merdeka Tetap Menderita" di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (15/8).

Kemerdekaan pada hakikatnya memberikan keadilan dan kemakmuran secara merata kepada masyarakat. "Kita harus mengembalikan ukuran apa yang kita mau capai dengan kemerdekaan. Lepaskan masyarakat dari belenggu kemiskinan," ujarnya.

Direktur Eksekutif Nasional LBH Rakyat Suma Mihardja berpendapat, pembangunan di berbagai bidang belum tersebar secara merata. Hal ini, menurut dia, karena hukum yang menjadi landasan pembangunan berparadigma liberal. "Hukum dengan paradigma liberal akan cenderung melindungi individu dan tidak berpihak kepada masyarakat miskin," kata Suma.

Bagi masyarakat miskin, lanjutnya, kemerdekaan tetap masih membawa penderitaan. "Padahal, tujuan negara seharusnya menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Tapi lihatlah saat ini, kesenjangan ada di mana-mana," ujar dia.

Persoalan kesenjangan diamini oleh pengamat politik M Qodari. Qodari menilai, hal ini justru menjadi permasalahan utama yang masih mewarnai Indonesia. "Pemerintah seharusnya bisa mendekatkan antara harapan dan kenyataan," kata Qodari.

Selasa, 06 Januari 2009

Tersandera di Negeri Sendiri

Sejak setahun terakhir israel praktis menutup semua pintu masuk ke jalur Gaza. Mulai dari terminal barang di Erez, Nahal oz, Karni, Sufa, kerem Shalom, dn Rafah. Akibatnya sungguh mengerikan. Sekitar 1,5 juta penduduk jalur Gaza praktis menjadi sandera di negeri mereka sendiri. Tak hanya itu, mereka dipaksa menjadi orang yang hanya bisa menggantungkan nasibnya kepada orang lain.
Berikut dampak blokade israel:

1.Makanan
Sekitar 75% penduduk jalur Gaza sepenuhnya hidup dari bantuan kemanusiaan dan hanya makan sehari sekali. Survei yang dilakukan PBB Mei lalu menunjukka beras, gula, susu bubuk, tepung terigu, minyak goreng, dan makanan bayi tidak ada lagi dipasaran. Survei itu juga menunjukkan sebagian besar rumah tangga di jalur Gaza mulai menjual milik berharga mereka untuk membeli bahan makanan. Survei juga menunjukkan sebagian warga memilih mengurangi konsumsi sayur mayur, buah segar, dan daging untuk mengurangi pengeluaran.

2. Kesehatan
Survei WHO dan otoritas kesehatan jalur Gaza, april 2008 menunjukkan stok 85 jenis obat-obatan yang sangat dibutuhkan dan 52 jenis alat medis habis. organisasi physician for human right(PHR) menyatakan sistem kesehatan telah ambruk diperparah dengan keterbatasa tenaga medis, peralatan, dan staf yang terlatih. PHR juga meyebutkan 200 orang meninggal di pos pemeriksaan ketika menuggu izin berobat meniggalka jalur gaza dan belum terhitung lagi jumlah perempuan yang melahirkan di pos pemeriksaan dan bayi mereka meninggal di tempat. PHR menyebutkan jumlah pasien yang diizinka melewati pos Eez untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut turun dari 89 persen pada januari 2007 menjadi setengahnya pada juni 2008.

3. Bahan bakar dan aliran listrik
Israel mulai membatasi impor bahan bakar sejak oktober 2007. Akibatnya pemadaman menjadi hal yang biasa bagi warga jalur Gaza. Sebagian besar wilayah di jalur Gaza paling lama menerima aliran listrik sekitar 19-20 jam. Keterbatasan bahan bakar juga berarti terganggunya sistem pengolahan limbah dan instalasi pengolahan air bersih. Mei lalu 15 persen warga jalur Gaza hanya mendapatkan akses ke air bersih selama 4-6 jam per minggu, 25 persen pe empat hari, dan sisanya setiap dua hari sekali. Kekurangan bahan bakar juga menyebabkan gangguan pada sumur-sumur irigasi yang menyebabkan sekitar 70 persen kawasan pertanian gagal panen. Seorang peternak ayam harus merelakan 165 ribu ayamnya mati karena tidak mempunyai cukup bahan bakar untuk mengoperasikan inkubator.Minyak zaitun akhirnya menjadi alternatif untuk bahan bakar kendaraan bermotor yang mengakibatkan polusi udara.

To Be Continuee.......

Minggu, 04 Januari 2009

Hukum Menyambut Hari Natal/Non-Muslim & Tahun Baru

Penulis: Asy Syaikh Shalih bin Fauzan al Fauzan

Hukum Menyambut dan Merayakan Hari Raya Non-Muslim (Natal/Tahun Baru/Imlek, red)

Sesungguhnya di antara konsekwensi terpenting dari sikap membenci orang-orang kafir ialah menjauhi syi’ar dan ibadah mereka. Sedangkan syi’ar mereka yang paling besar adalah hari raya mereka, baik yang berkaitan dengan tempat maupun waktu. Maka orang Islam berkewajiban menjauhi dan meninggalkannya.

Ada seorang lelaki yang datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk meminta fatwa karena ia telah bernadzar memotong hewan di Buwanah (nama sebuah tempat), maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menanyakan kepadanya (yang artinya) : ” Apakah disana ada berhala, dari berhala-berhala orang Jahiliyah yang disembah ?” Dia menjawab, “Tidak”. Beliau bertanya, “Apakah di sana tempat dilaksanakannya hari raya dari hari raya mereka ?” Dia menjawab, “Tidak”. Maka Nabi bersabda, “Tepatillah nadzarmu, karena sesungguhnya tidak boleh melaksanakan nadzar dalam maksiat terhadap Allah dalam hal yang tidak dimiliki oleh anak Adam.” [Hadits Riwayat Abu Daud dengan sanad yang sesuai dengan syarat Al-Bukhari dan Muslim]

Hadits di atas menunjukkan, tidak bolehnya menyembelih untuk Allah di bertepatan dengan tempat yang digunakan menyembelih untuk selain Allah; atau di tempat orang-orang kafir merayakan pesta atau hari raya. Sebab hal itu berarti mengikuti mereka dan menolong mereka di dalam mengagungkan syi’ar-syi’ar mereka, dan juga karena menyerupai mereka atau menjadi wasilah yang mengantarkan kepada syirik. Begitu pula ikut merayakan hari raya (hari besar) mereka mengandung wala’ (loyalitas) kepada mereka dan mendukung mereka dalam menghidupkan syi’ar-syi’ar mereka.

Di antara yang dilarang adalah menampakkan rasa gembira pada hari raya mereka, meliburkan pekerjaan (sekolah), memasak makanan-makanan sehubungan dengan hari raya mereka (kini kebanyakan berpesiar, berlibur ke tempat wisata, konser, acara musik, diakhiri mabuk-mabukan atau perzinaan, red).

Dan di antaranya lagi ialah mempergunakan kalender Masehi, karena hal itu menghidupkan kenangan terhadap hari raya Natal bagi mereka. Karena itu para shahabat menggunakan kalender Hijriyah sebagai gantinya.

Syaikhul Islam Ibnu Timiyah berkata, “Ikut merayakan hari-hari besar mereka tidak diperbolehkan karena dua alasan.
Pertama. Bersifat umum, seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa hal tersebut berarti mengikuti ahli Kitab, yang tidak ada dalam ajaran kita dan tidak ada dalam kebiaasaan Salaf. Mengikutinya berarti mengandung kerusakan dan meninggalkannya terdapat maslahat menyelisihi mereka. Bahkan seandainya kesamaan yang kita lakukan merupakan sesuatu ketetapan semata, bukan karena mengambilnya dari mereka, tentu yang disyari’atkan adalah menyelisihiya karena dengan menyelisihinya terdapat maslahat seperti yang telah diisyaratkan di atas. Maka barangsiapa mengikuti mereka, dia telah kehilangan maslahat ini sekali pun tidak melakukan mafsadah (kerusakan) apa pun, terlebih lagi kalau dia melakukannya.

Alasan Kedua. Karena hal itu adalah bid’ah yang diada adakan. Alasan ini jelas menunjukkan bahwa sangat dibenci hukumnya menyerupai mereka dalam hal itu.”

Beliau juga mengatakan, “Tidak halal bagi kaum muslimin ber-Tasyabuh (menyerupai) mereka dalam hal-hal yang khusus bagi hari raya mereka; seperti, makanan, pakaian, mandi, menyalakan lilin, meliburkan kebiasaan seperti bekerja dan beribadah ataupun yang lainnya. Tidak halal mengadakan kenduri atau memberi hadiah atau menjual barang-barang yang diperlukan untuk hari raya tersebut. Tidak halal mengizinkan anak-anak ataupun yang lainnya melakukan permainan pada hari itu, juga tidak boleh menampakkan perhiasan.

Ringkasnya, tidak boleh melakukan sesuatu yang menjadi ciri khas dari syi’ar mereka pada hari itu. (Dalam Iqtidha Shirathal Mustaqim, pentahqiq Dr. Nashir Al-’Aql 1/425-426).

Hari raya mereka bagi umat Islam haruslah seperti hari-hari biasanya, tidak ada hal istimewa atau khusus yang dilakukan umat Islam. Adapun jika dilakukan hal-hal tersebut oleh umat Islam dengan sengaja [1] maka berbagai golongan dari kaum salaf dan khalaf menganggapnya makruh. Sedangkan pengkhususan seperti yang tersebut di atas maka tidak ada perbedaan di antara ulama, bahkan sebagian ulama menganggap kafir orang yang melakukan hal tersebut, karena dia telah mengagungkan syi’ar-syi’ar kekufuran.

Segolongan ulama mengatakan. “Siapa yang menyembelih kambing pada hari raya mereka (demi merayakannya), maka seolah-olah dia menyembelih babi”. Abdullah bin Amr bin Ash berkata, “Siapa yang mengikuti negera-negara ‘ajam (non Islam) dan melakukan perayaan Nairuz [2] dan Mihrajan [3] serta menyerupai mereka sampai ia meninggal dunia dan dia belum bertobat, maka dia akan dikumpulkan bersama mereka pada Hari Kiamat.

Footnote :
[1] Mungkin yang dimaksud (yang benar) adalah ‘tanpa sengaja’.
[2] Nairuz atau Nauruz (bahasa Persia) hari baru, pesta tahun baru Iran yang
bertepatan dengan tanggal 21 Maret -pent.
[3] Mihrajan, gabungan dari kata mihr (matahari) dan jan (kehidupan atau ruh), yaitu perayaan pada pertengahan musim gugur, di mana udara tidak panas dan tidak dingin. Atau juga merupakan istilah bagi pesta yang diadakan untuk hari bahagia -pent.

(Dinukil dari tulisan Dr Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan, dalam kitab At-Tauhid Lish-Shaffil Awwal Al-Aliy[Edisi Indonesia, Kitab Tauhid 1])

Bagaimana semestinya sikap Muslim yang tepat menyikapi hari raya Natal/Tahun Baru/Non Muslim lainnya?

Berikut Nasihat dari Komisi Tetap Saudi Arabia

“Sesungguhnya nikmat terbesar yang diberikan oleh Allah Subhannahu wa Ta’ala kepada hamba-Nya adalah nikmat Islam dan iman serta istiqomah di atas jalan yang lurus. Allah Subhannahu wa Ta’ala telah memberitahukan bahwa yang dimaksud jalan yang lurus adalah jalan yang ditempuh oleh hamba-hamba-Nya yang telah diberi nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhadaa dan sholihin (Qs. An Nisaa :69).

Jika diperhatikan dengan teliti, maka kita dapati bahwa musuh-musuh Islam sangat gigih berusaha mema-damkan cahaya Islam, menjauhkan dan menyimpangkan ummat Islam dari jalan yang lurus, sehingga tidak lagi istiqomah.Hal ini diberitahukan sendiri oleh Allah Ta’ala di dalam firman-Nya, diantaranya, yang artinya: “Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma’afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. 2:109)

Firman Allah Subhannahu wa Ta’ala yang lain, artinya: “Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, mengapa kamu menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang telah beriman, kamu menghendakinya menjadi beng-kok, padahal kamu menyaksikan”. Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan. (QS. 3:99)

Firman ALLAH (yang artinya): ” Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menta’ati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu kebelakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi”. (QS. 3:149)

Salah satu cara mereka untuk menjauhkan umat Islam dari agama (jalan yang lurus) yakni dengan menyeru dan mempublikasikan hari-hari besar mereka ke seluruh lapisan masyara-kat serta dibuat kesan seolah-oleh hal itu merupakan hari besar yang sifatnya umum dan bisa diperingati oleh siapa saja. Oleh karena itu, Komisi Tetap Urusan Penelitian Ilmiyah dan Fatwa Kerajaan Arab Saudi telah memberikan fatwa berkenaan dengan sikap yang seharusnya dipegang oleh setiap muslim terhadap hari-hari besar orang kafir.Secara garis besar fatwa yang dimaksud adalah:

Sesungguhnya kaum Yahudi dan Nashara menghubungkan hari-hari besar mereka dengan peristiwa-peritiwa yang terjadi dan menjadikannya sebagai harapan baru yang dapat memberikan keselamatan, dan ini sangat tampak di dalam perayaan milenium baru (tahun 2000 lalu), dan sebagian besar orang sangat sibuk memperangatinya, tak terkecuali sebagian saudara kita -kaum muslimin- yang terjebak di dalamnya. Padahal setiap muslim seharusnya menjauhi hari besar mereka dan tak perlu menghiraukannya.

Perayaan yang mereka adakan tidak lain adalah kebatilan semata yang dikemas sedemikian rupa, sehingga kelihatan menarik. Di dalamnya berisikan pesan ajakan kepada kekufuran, kesesatan dan kemungkaran secara syar’i seperti: Seruan ke arah persatuan agama dan persamaan antara Islam dengan agama lain. Juga tak dapat dihindari adanya simbul-simbul keagamaan mereka, baik berupa benda, ucapan ataupun perbuatan yang tujuannya bisa jadi untuk menampakkan syiar dan syariat Yahudi atau Nasrani yang telah terhapus dengan datangnya Islam atau kalau tidak agar orang menganggap baik terhadap syariat mereka, sehingga biasnya menyeret kepada kekufuran. Ini merupakan salah satu cara dan siasat untuk menjauhkan umat Islam dari tuntunan agamanya, sehingga akhirnya merasa asing dengan agamanya sendiri.

Telah jelas sekali dalil-dalil dari Al Quran, Sunnah dan atsar yang shahih tentang larangan meniru sikap dan perilaku orang kafir yang jelas-jelas itu merupakan ciri khas dan kekhususan dari agama mereka, termasuk di dalam hal ini adalah Ied atau hari besar mereka.Ied di sini mencakup segala sesuatu baik hari atau tempat yang diagung-agungkan secara rutin oleh orang kafir, tempat di situ mereka berkumpul untuk mengadakan acara keagamaan, termasuk juga di dalam hal ini adalah amalan-amalan yang mereka lakukan. Keseluruhan waktu dan tempat yang diagungkan oleh orang kafir yang tidak ada tuntunannya di dalam Islam, maka haram bagi setiap muslim untuk ikut mengagungkannya.

Larangan untuk meniru dan memeriahkan hari besar orang kafir selain karena adanya dalil yang jelas, juga dikarenakan akan memberi dampak negatif, antara lain:

1. Orang-orang kafir itu akan merasa senang dan lega dikarenakan sikap mendukung umat Islam atas kebatilan yang mereka lakukan.
2. Dukungan dan peran serta secara lahir akan membawa pengaruh ke dalam batin yakni akan merusak akidah yang bersangkutan secara bertahap tanpa terasa.
3. Yang paling berbahaya ialah sikap mendukung dan ikut-ikutan terhadap hari raya mereka akan menumbuhkan rasa cinta dan ikatan batin terhadap orang kafir yang bisa menghapuskan keimanan.Ini sebagaimana yang difirmankan Allah Ta’ala, (yang artinya) : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya o-rang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim”. (QS. 5:51)

Dari uraian di atas, maka tidak diperbolehkan bagi setiap muslim yang mengakui Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai nabi dan rasul, untuk ikut merayakan hari besar yang tidak ada asalnya di dalam Islam, tidak boleh menghadiri, bergabung dan membantu terselenggaranya acara tersebut.Karena hal ini termasuk dosa dan melanggar batasan Allah.Dia telah melarang kita untuk tolong-menolong di dalam dosa dan pelanggaran, sebagaimana firman Allah, (yang artinya) : “Dan tolong-menolonglah kamu di dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS. 5:2)

Tidak diperbolehkan kaum muslimin memberikan respon di dalam bentuk apapun yang intinya ada unsur dukungan, membantu atau memeriahkan perayaan orang kafir, seperti : iklan dan himbauan; menulis ucapan pada jam dinding atau fandel; menyablon/membuat baju bertuliskan perayaan yang dimaksud; membuat cinderamata dan kenang-kenangan; membuat dan mengirimkan kartu ucapan selamat; membuat buku tulis;memberi keistimewaan seperti hadiah/diskon khusus di dalam perdagangan, ataupun(yang banyak terjadi) yaitu mengadakan lomba olah raga di dalam rangka memperingati hari raya mereka. Kesemua ini termasuk di dalam rangka membantu syiar mereka.

Kaum muslimin tidak diperbolehkan beranggapan bahwa hari raya orang kafir seperti tahun baru (masehi), atau milenium baru sebagai waktu penuh berkah(hari baik) yang tepat untuk memulai babak baru di dalam langkah hidup dan bekerja, di antaranya adalah seperti melakukan akad nikah,memulai bisnis, pembukaan proyek-proyek baru dan lain-lain. Keyakinan seperti ini adalah batil dan hari tersebut sama sekali tidak memiliki kelebihan dan ke-istimewaan di atas hari-hari yang lain.

Dilarang bagi umat Islam untuk mengucapkan selamat atas hari raya orang kafir, karena ini menunjukkan sikap rela terhadapnya di samping memberikan rasa gembira di hati mereka. Berkaitan dengan ini Ibnul Qayim rahimahullah pernah berkata, “Mengucapkan selamat terhadap syiar dan simbol khusus orang kafir sudah disepakati kaha-ramannya seperti memberi ucapan selamat atas hari raya mereka, puasa mereka dengan mengucapkan, “Selamat hari raya (dan yang semisalnya), meskipun pengucapnya tidak terjeru-mus ke dalam kekufuran, namun ia telah melakukan keharaman yang besar, karena sama saja kedudukannya dengan mengucapkan selamat atas sujudnya mereka kepada salib. Bahkan di hadapan Allah, hal ini lebih besar dosanya daripada orang yang memberi ucapan selamat kapada peminum khamar, pembunuh, pezina dan sebagainya. Dan banyak sekali orang Islam yang tidak memahami ajaran agamanya, akhirnya terjerumus ke dalam hal ini, ia tidak menyadari betapa besar keburukan yang telah ia lakukan. Dengan demikian, barang siapa memberi ucapan selamat atas kemaksiatan, kebid’ahan dan lebih-lebih kekufuran, maka ia akan berhadapan dengan murka Allah”. Demikian ucapan beliau rahimahullah!

Setiap muslim harus merasa bangga dan mulia dengan hari rayanya sendiri termasuk di dalam hal ini adalah kalender dan penanggalan hijriyah yang telah disepakati oleh para shahabat Radhiallaahu anhu, sebisa mungkin kita pertahankan penggunaannya, walau mungkin lingkungan belum mendukung. Kaum muslimin sepeninggal shahabat hingga sekarang (sudah 14 abad), selalu menggunakannya dan setiap pergantian tahun baru hijriyah ini, tidak perlu dengan mangadakan perayaan-perayaan tertentu.

Demikianlah sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap mukmin, hendaknya ia selalu menasihati dirinya sendiri dan berusaha sekuat tenaga menyelamatkan diri dari apa-apa yang menyebabkan kemurkaan Allah dan laknat-Nya. Hendaknya ia mengambil petunjuk hanya dari Allah dan menjadikan Dia sebagai penolong.

(Dinukil dari Fatwa Komisi Tetap untuk Penelitian Ilmiyah dan Fatwa Kerajaan Arab Saudi tentang Perayaan Milenium Baru tahun 2000.
Tertanda
Ketua: Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah Alu Syaikh
Anggota: Syaikh Abdullah bin Abdur Rahman Al-Ghadyan, Syaikh Bakr bin Abdullah Abu Zaid, Syakh Shalih bin Fauzan Al Fauzan)

(Dikutip dari terjemah Kitab At-Tauhid Lish-Shaffil Awwal Al-Aliy, Edisi Indonesia, Kitab Tauhid, Penulis Dr. Shalih bin Fauzan)

Sumber: http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel

Jumat, 19 Desember 2008

Ultah.......???????????

Kenapa dengan ultah?

Simak aja artikel asli tulisan gw di bawah ini.


Ultah.....
Klo dari segi bahasa aja udah ketahuan artinya, yaitu mengulang tahun. Tapi, apa bener tahun2 yang lalu itu keulang??? Pasti ngga kan. Waktu terus berjalan. Dunia terus berputar, kecuali ALLAH yang menghendaki waktu itu berhenti. Tapi kenapa masih ada aja orang yang ngerayain ultah??? Ya udah lo anggap aja mereka orang yang belum tahu, bego yang diperhalus.

Banyak orang yang beranggapan klo ulang tahun itu adalah bertambahnya umur kita.
Salah................!!!!!!!!!!!!!!!!
Ulang tahun itu justru berkurangnya umur kita.
Ketika janin berumur 4 bulan, maka ALLAH mengutus malaikat ke rahim ibu. Disitulah ditetapkan takdir si janin. Rizkinya seberapa, umurnya sampe berapa, jadi anak baek2 apa jadi bejat gedenya, masuk surga apa neraka, pokoknya semua takdir janin ditetapkan waktu itu juga.
Nah, klo misalnya lo cuma dikasih sampe umur 20 tahun. Apakah umur lo bertambah????? apa malah mendekati kematian disetiap tahunnya.

Sekarang coba lo pikirin juga dari segi materi. Berapa yang lo abisin buat ngerayain ultah??? Gw yakin jawabannya pasti banyak. Tapi berapa kesenangan yang lo dapet??? Paling banter sehari dua hari. Abis itu udah, semua berjalan kayakbiasa lagi. Klo kata temen gw sih mubazir.

Gw sih bukannya ngelarang. Tapi apa ngga lebih baik klo duitnya buat hal yang positif, misalnya lo sumbangin, ato lo tabung, ato lo apain kek, yang penting buat kebaikan. Tapi klo udah terlanjur bilang ama temen2, lo beli aja permen abis itu bagi2in deh. Ha.......ha.......

Ngerayain ultah sendiri adalah adat istiadat orang kafir. Jadi klo kita ikutan berarti kita salah satu dari mereka. Rasulullahi Shollalahu Alaihi Wasallam berkata" Barang siapa yang mengikuti suatu kaum, maka dia dari golongan mereka."

Sadar donk.........!!!!!!!!
Ambil hikmahnya klo lo udah tahu. Ulang tahun itu sarana buat lo intropeksi diri. Renungin bahwa setiap tahun itu umur lo berkurang. [HEAL]


28 oktober 2008


Nantikan posting selanjutnya